RUMAH ADAT NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
Di Nusa Tenggara Barat ini pun juga memiliki beberapa
rumah adat dari masing-masing suku asli daerahnya. Seperti di Sumbawa memiliki
rumah adat bernama “Dalam Loka Samawa” dan di Lombok sendiri bale jajar, bale-bale, bale kodong, dan bale gunung
rata.
Berikut pengertian dari setiap rumah adat tersebut :
Rumah Adat : Dalam
loka samawa
Rumah kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun
pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885
M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa"
tempat penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan
dua bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai
dengan sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita
dapat melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu
bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) Jakarta.
Sebelum Dalam Loka dibangun di atas lokasi yang sama
pernah dibangun pula beberapa istana kerajaan pendahulu. Diantaranya Istana
Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia. Istana-istana ini telah
lapuk dimakan usia bahkan diantaranya ada yang terbakar habis di makan api.
Sebagai gantinya, dibangunlahsebuah istana kerajaan yang cukup besar ukurannya
beratap kembar serta dilengkapi dengan berbagai atribut. Istana yang dibangun
terakhir ini bernama Dalam Loka.
Tidak jauh dari Istana Tua, sekitar
500 meter kearah utara pada tahun 1934 dibangun sebuah istana modern oleh
Belanda.Hingga kini istana yang lebih populer disebut Wisma Praja atau Pendopo
Kabupaten itu masih berdiri kokoh. Wisma Praja ini sempat menjadi kantor
terakhir Sultan Sumbawa, dibagian depannya ada sebuah bangunan bertingkat tiga
yang juga sangat unik.
Bangunan ini dikenal dengan " Bale Jam " atau
rumah lonceng, karena dilantai 3 bagunan ini tergantung lonceng berukuran besar
yang khusus didatangkan dari Belanda. Genta ini setiap waktu dibunyikan oleh
seorang petugas, sehingga semua warga mengetahui waktu saat itu. Sekarang tidak
lagi terdengar suara lonceng, Setelah itu keluarga Sultan Kaharuddin III pindah
ke Bala Kuning, ini adalah sebuah rumah besar ber-cat kuning didiami sultan
Sumbawa hingga beliau wafa
Orang Lombok mengenal
beberapa jenis bangunan tradisional untuk tempat tinggal, seperti bale jajar,
bale-bale, bale kodong, dan bale gunung rata. Dari sekian jenis bangunan tempat
tersebut bale jajar-lah yang paling banyak dipergunakan, baik di kota maupun
pedesaan.
Bale jajar biasanya
bertiang delapan atau dua belas dengan bubungan sepanjang dua meter pada bagian
atas yang disebut semeko (Bantek), bungsu (Kuranji). Sedangkan dindingnya
terbuat dari anyaman bambu yang di Desa bantek disebut dinding.
Sedangkan orang
Sumbawa dan Bima kebanyakan bangunan tempat tinggalnya berbentuk rumah panggung
yang disebut uma panggu. Sebuah rumah panggung dapat bertiang enam, sembilan
maupun dua belas dengan tinggi kolong 1,5 meter dari tanah.
Rumah orang Bima
dan Sumbawa terdiri atas beberapa bilik, yaitu bagian depan yang digunakan
tempat menerima tamu. Jendela terdapat di bagian kiri dan kanan. Tempat masak
dibuat dari tanah liat. Tanah tempat tungku disebut sarah.
Comments
Post a Comment